Membangun Diplomasi Melalui Pendidikan: Kunjungan Dit. KSPI Kemenlu ke Politeknik ATK

Yogyakarta, 25 Juni 2025 | Politeknik ATK Yogyakarta menerima kunjungan dari Direktorat Kerja Sama Pembangunan Internasional (Dit. KSPI) Kementerian Luar Negeri RI dalam rangka mempererat sinergi dan membahas peluang kolaborasi internasional di bidang pendidikan vokasi. Kegiatan ini berlangsung di ruang Smart Meeting dan dihadiri oleh pimpinan dan sivitas akademika Politeknik ATK serta perwakilan dari PPPVI BPSDMI Kemenperin dan Tim dari Dit. KSPI Kemenlu.
Direktur Politeknik ATK, Dr. Sonny Taufan, menyambut hangat rombongan Dit. KSPI dan menyampaikan bahwa Politeknik ATK membuka peluang seluas-luasnya untuk kerja sama dengan pihak luar negeri guna mendukung penguatan kompetensi, perluasan jejaring, dan peningkatan peran Politeknik ATK dalam forum internasional. Sebelumnya, ATK telah berpartisipasi dalam program South-South and Triangular Cooperation (SSTC) periode 2022–2024.

Dalam sambutannya, Koordinator Fungsional Amerika-Eropa Dit. KSPI Kemenlu, Herry Laksono, menegaskan bahwa Politeknik ATK telah memiliki rekam jejak yang baik sebagai center of excellence dalam pelatihan pengolahan kulit, alas kaki, serta produk berbasis karet dan plastik. Kegiatan kerja sama pelatihan dengan Tanzania pada tahun sebelumnya dinilai sukses dan mendapat apresiasi tinggi dari pemerintah Tanzania, bahkan mendorong minat industri lokal serta berkontribusi dalam diplomasi ekonomi Indonesia.

Lebih lanjut, Herry menjelaskan bahwa kerja sama internasional melalui skema triangular, dengan mitra seperti GIZ Jerman, dapat difasilitasi dengan dukungan pendanaan hibah dari lembaga di bawah Kementerian Keuangan. Negara-negara di kawasan Afrika dan Pasifik menjadi sasaran prioritas program, dan pengalaman sukses ATK dinilai potensial untuk direplikasi di negara-negara lain seperti Sri Lanka, Karibia, hingga kawasan Eropa Timur.
Dalam sesi diskusi, Dr. Sonny mengangkat pentingnya arahan teknis dari Kemenlu dalam penyusunan proposal kegiatan serta peluang pemanfaatan SDM dan fasilitas ATK untuk pelatihan internasional. Ia juga menanyakan kemungkinan Kemenlu menjembatani komunikasi dengan center of excellence (COE) luar negeri melalui perwakilan RI di luar negeri. Kemenlu siap memberikan pendampingan dalam penyusunan proposal dan koordinasi antar instansi. Selain itu, terdapat peluang pengiriman dosen ke COE di luar negeri, serta potensi kerja sama yang sedang dikembangkan antara Indonesia dengan negara-negara seperti Prancis dan Turki.

Diplomat Muda Alifya Tyasa menambahkan bahwa proposal ideal sebaiknya bersifat berkelanjutan dan berdampak secara ekonomi serta diplomasi, termasuk adanya mekanisme asesmen hasil pelatihan. Ia juga menyoroti pentingnya perlindungan WNI dalam konteks kerja sama luar negeri, dan keterkaitannya dengan aplikasi Peduli WNI.
Pertemuan ditutup dengan komitmen untuk menindaklanjuti berbagai peluang kerja sama tersebut secara resmi dan terkoordinasi, dengan semangat mendorong peran aktif Politeknik ATK dalam kerja sama pembangunan internasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Foto - foto:


